EPROPR9350/02

Operating Parameters

Power Supply Voltage: EPRO PR9350/02 uses an operating voltage of 18 -31.2 V DC, which ensures a stable power supply and proper functional coupling with almost all power systems in industry.

Kisaran Suhu:Desain ini memungkinkan pengoperasian pada suhu dari -25°C hingga +85°C. Kisaran suhu yang begitu besar memungkinkannya dipasang dengan andal di berbagai kondisi industri, termasuk suhu ekstrem.

Kompatibilitas Pemeriksaan:Perangkat ini hanya kompatibel dengan probe tertentu. Misalnya, ini kompatibel dengan probe arus eddy. Rentang pengukuran getaran poros dari probe tertentu berada pada kisaran 0 - 200 µm (puncak ke puncak). Frekuensi pengukuran getaran biasanya berkisar antara 10 Hz hingga 1 kHz.

Output Signal: Tersedia sinyal keluaran 4-20 mA sebanding dengan parameter yang diukur. Sinyal keluaran standar ini memungkinkan perangkat untuk dengan mudah diintegrasikan ke dalam sistem kontrol dan pemantauan industri yang ada tanpa modifikasi. Akurasi standar sinyal keluaran sangat baik, dengan kesalahan biasanya ±1% dari keluaran skala penuh.

Product Features

Pengukuran Getaran:Metode pengukuran utama EPRO PR9350/02 melibatkan pengukuran getaran pada poros. Oleh karena itu, dengan teknologi penginderaan canggih, EPRO PR9350/02 mampu menangkap getaran terkecil sekalipun yang terjadi pada poros yang berputar. Amplitudo dan frekuensi dapat memberikan informasi penting tentang kondisi umum mesin. Misalnya, untuk sistem turbin, tingkat getaran yang berlebihan akan mengindikasikan kondisi seperti ketidakseimbangan rotor, keausan bantalan, dan ketidaksejajaran. EPRO PR9350/02 akan menangkap getaran ini dan mengirimkan data untuk analisis lebih lanjut dan tindakan perbaikan selanjutnya.

Pemantauan dan Diagnostik:Menyediakan pemantauan berkelanjutan dan dapat diintegrasikan ke dalam sistem pemantauan kesehatan mesin yang komprehensif. Ketika getaran melebihi ambang batas yang telah ditentukan, perangkat akan membunyikan alarm. Tingkat alarm dapat diatur berdasarkan tingkat keparahan yang berbeda sehingga personel pemeliharaan diberitahu tentang tindakan yang diperlukan secara tepat waktu. Data getaran yang direkam dari waktu ke waktu dapat digunakan untuk tujuan diagnostik. Insinyur dapat menganalisis perubahan pola dan tren getaran untuk memprediksi kegagalan dan memutuskan kapan harus melakukan pemeliharaan preventif.

Pengkondisian dan Konversi Sinyal:EPRO PR9350/02 tidak hanya mengukur getaran, tetapi juga mengkondisikan sinyal sensor. Dalam hal ini, ia mengubah sinyal mentah dari probe menjadi keluaran seragam 4 - 20 mA. Pengkondisian dan konversi sinyal bekerja sama untuk memastikan bahwa data tetap dalam bentuk yang nyaman untuk transmisi dan interpretasi oleh berbagai perangkat kontrol dan pemantauan di jaringan industri.

Rentang Aplikasi

Pembangkit Listrik: The EPRO PR9350/02 is widely used to monitor turbine shaft and generator rotor vibrations in power plants. If certain key components are operating within the proper range, reliability and efficiency can be maintained and supported by operational integrity. Any abnormal vibration detected can immediately lead to plant shutdown or reduced power output; therefore, a proper monitoring system is crucial.

Industri Petrokimia:Di kilang dan pabrik petrokimia ini, pompa, kompresor, dan kipas digunakan untuk memutar peralatan. Oleh karena itu, ini penting; di sini EPRO PR9350/02 dapat dipasang untuk memantau getaran poros peralatan. Hasil akhirnya adalah menghindari kegagalan besar, mengurangi waktu henti, dan memastikan pengoperasian yang aman. Pemantauan getaran pompa secara terus menerus dapat mencegah kebocoran dan kemungkinan luapan pada pipa stasiun pemompaan akibat kegagalan peralatan.

Manufaktur Industri:Di pabrik besar seperti pabrik baja dan fasilitas produksi mobil, terdapat banyak mesin yang berputar. Di tempat seperti inilah alat pemeliharaan prediktif seperti EPRO PR9350/02 menjadi lebih berharga bagi pengoperasian. Dengan memantau getaran pada peralatan mesin, sistem konveyor, dan komponen berputar lainnya, produsen dapat mengoptimalkan jadwal perawatan dan meminimalkan waktu henti produksi akibat kegagalan mesin yang tidak terduga, sehingga meningkatkan produktivitas.